Senin, 01 Februari 2016

DEN GEGANA SAT BRIMOB




Kawasan Jalan Lambung Mangkurat Banjarmasin, Senin (1/2) siang mendadak mencekam.

Terdengar 3 kali bunyi ledakan yang berasal dari rumah makan, Kentucky Fried Chicken (KFC) Kantor Pos. Bahkan, Pos Polisi Lalu Lintas di halaman Kantor Pos, juga turut menjadi sasaran bom bunuh diri.

Pasukan Anti Teror dari Brimob Polda Kalsel pun langsung menuju lokasi. Polisi bersenjata lengkap lantas mengepung area untuk mencari pelaku ledakan.

Satu orang yang diduga dari kelompok bersenjata berhasil diamankan saat bersembunyi di Hotel A, setelah sebelumnya sempat terjadi baku tembak.

Sementara tim Inafis dan Bid Dokkes mengevakuasi para korban, termasuk seorang pelaku bom bunuh diri. Sedangkan anggota Polantas dan Sabhara mengamankan area agar steril dengan radius 100 meter.

Adegan berdarah dengan 3 guncangan ledakan tersebut merupakan latihan penanganan serangan bom dan teror bersenjata yang digelar di halaman Polda Kalsel, kemarin.

Dalam latihan itu, polisi menurunkan kekuatan penuh dari semua fungsi yang dimiliki; Polresta Banjarmasin maupun Polda. Polisi seakan ingin membuktikan kesiapan mereka menghadapi segala kemungkinan terburuk dari ancaman serangan teror yang dapat terjadi kapan saja dan dimana saja.

Kapolda Kalsel Brigjen Pol Agung Budi Maryoto menegaskan, kinerja jajarannya tidak akan menurun sedikit pun, walau ada kelompok bersenjata yang bisa kapan saja menyasar nyawa anggotanya.

“Kita tidak boleh takut dengan serangan teror. Polisi tidak boleh mundur sedikit pun untuk melaksanakan tugas melayani masyarakat,” tegas Kapolda kepada wartawan.

Latihan itu sendiri, menurut Agung, tindak lanjut dari instruksi presiden saat rapimnas TNI dan Polri di Jakarta, pekan lalu. Dimana presiden minta menggelar pelatihan kesiapsiagaan anggota terhadap ancaman serangan kelompok bersenjata.

“Jadi, anggota sudah harus tahu tugasnya masing-masing. Siapa berbuat apa. Pada saat kejadian, anggota tidak saling lempar-lemparan tanggung jawab,” jelas Kapolda, didampingi Komandan Satuan Brimob Polda Kalsel Kombes Pol Puji Santosa.

Agung mengakui, hingga kini memang tidak ada indikasi ancaman teror di Kalsel. Meski begitu, ia mengingatkan anggota tetap waspada dan meningkatkan profesionalitas, sehingga apabila terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, polisi siap menghadapinya.

Terkait perlu tidaknya polisi menggunakan rompi anti peluru saat bertugas, Agung mengungkapkan, selama ini polisi sudah menggunakan rompi saat bertugas seperti menangkap penjahat bersenjata.

“Kalau untuk tugas di lapangan seperti mengamankan jalanan, sekarang polisi tidak boleh sendirian. Saat bertugas harus ada tandem, sehingga polisi bisa saling melindungi satu sama lain,” tandas Kapolda Kalsel.